Sabtu, 16 Juli 2011

ASKEP BBLR


Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Berat Badan Lahir Rendah
1.      Pengertian BBLR
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (WHO 1961)

2.      Klasifikasi
BBLR dibedakan menjadi :
1.      Prematuritas murni
Yaitu bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2.      Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan.

3.      Etiologi
Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor yang berhubungan, yaitu :
1.        Faktor ibu
Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok
2.        Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
3.        Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim
4.        Faktor yang masih belum diketahui

4.      Tanda dan Gejala
a.       Prematuritas murni
Ø  BB < 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
Ø  Masa gestasi < 37 minggu
Ø  Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan licin
Ø  Lanugo (bulu-bulu halus) banyak terdapat terutama pada daerah dahi, pelipis, telinga dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar
Ø  Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora, pada laki-laki testis belum turun.
Ø  Tulang rawan telinga belum sempurna, rajah tangan belum sempurna
Ø  Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
Ø  Rambut tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan baik
Ø  Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
Ø  Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami apnea, otot masih hipotonik
Ø  Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum sempurna
b.      Dismaturitas
Ø  Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada,
Ø  Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
Ø  Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
Ø  Tali pusat berwarna kuning kehijauan
5.      Komplikasi
Ø  Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin
Ø  Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
Ø  Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
Ø  Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
Ø  Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
Ø  Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
6.      Penatalaksanaan Medis
Ø  Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
Ø  Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
Ø  Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
Ø  Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat







Asuhan Keperawatan pada Klien dengan BBLR

A.    Diagnosa Keperawatan : Pola nafas tidak efektif  b/d tidak adekuatnya ekspansi paru
Tujuan : Pola nafas yang efektif
Kriteria :
Ø  Kebutuhan oksigen menurun
Ø  Nafas spontan, adekuat
Ø  Tidak sesak.
Ø  Tidak ada retraksi dada
Rencana Tindakan :
1.      Berikan posisi kepala sedikit ekstensi
2.      Berikan oksigen dengan metode yang sesuai
3.      Observasi irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan

B.     Diagnosa Keperawatan : Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi surfaktan
Tujuan : Pertukaran gas adekuat
Kriteria :
Ø  Tidak sianosis.
Ø  Analisa gas darah normal
Ø  Saturasi oksigen normal.
Rencana Tindakan :
1.      Lakukan isap lendir kalau perlu
2.      Berikan oksigen dengan metode yang sesuai
3.      Observasi warna kulit
4.      Ukur saturasi oksigen
5.      Observasi tanda-tanda perburukan pernafasan
6.      Lapor dokter apabila terdapat  tanda-tanda perburukan pernafasan
7.      Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah
8.      Kolaborasi dalam pemeriksaan surfaktan

C.     Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Tujuan : Hidrasi baik
Kriteria:
Ø  Turgor kulit elastik
Ø  Tidak ada edema
Ø  Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam
Ø  Elektrolit darah dalam batas normal
Rencana Tindakan :
1.      Observasi turgor kulit.
2.      Catat intake dan output
3.      Kolaborasi dalam pemberian cairan intra vena dan elektrolit
4.      Kolaborasi dalam pemeriksaan elektrolit darah

D.    Diagnosa Keperawatan : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat
Tujuan : Nutrisi adekuat
Kriteria :
Ø  Berat badan naik 10-30 gram / hari
Ø  Tidak ada edema
Ø  Protein dan albumin darah dalam batas normal
Rencana Tindakan :
1.      Berikan ASI/PASI dengan metode yang tepat
2.      Observasi dan catat toleransi minum
3.      Timbang berat badan setiap hari
4.      Catat intake dan output
5.      Kolaborasi dalam pemberian total parenteral nutrition kalau perlu



E.     Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi hipotermi atau hipertermi b/d imaturitas fungsi termoregulasi atau perubahan suhu lingkungan
Tujuan : Suhu bayi stabil
Kriteria :
Ø  Suhu 36,5 0C -37,2 0C
Ø  Akral hangat
Rencana Tindakan :
1.      Rawat bayi dengan suhu lingkungan sesuai
2.      Hindarkan bayi kontak langsung dengan benda sebagai sumber dingin/panas
3.      Ukur suhu bayi setiap 3 jam atau kalau perlu
4.      Ganti popok bila basah

F.      Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi terjadi gangguan perfusi jaringan b/d imaturitas fungsi kardiovaskuler
Tujuan : Perfusi jaringan baik
Kriteria :
Ø  Tekanan darah normal
Ø  Pengisian kembali kapiler <2 detik
Ø  Akral hangat dan tidak sianosis
Ø  Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam
Ø  Kesadaran composmentis
Rencana Tindakan :
1.      Ukur tekanan darah kalau perlu
2.      Observasi warna dan suhu kulit
3.      Observasi pengisian kembali kapiler
4.      Observasi adanya edema perifer
5.      Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium
6.      Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan





G.    Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi injuri susunan saraf pusat b/d hipoksia
Tujuan : Tidak ada injuri
Kriteria :
Ø  Kesadaran composmentis
Ø  Gerakan aktif dan terkoordinasi
Ø  Tidak ada kejang ataupun twitching
Ø  Tidak ada tangisan melengking
Ø  Hasil USG kepala dalam batas normal
Rencana Tindakan :
1.      Cegah terjadinya hipoksia
2.      Ukur saturasi oksigen
3.      Observasi kesadaran dan aktifitas bayi
4.      Observasi tangisan bayi
5.      Observasi adanya kejang
6.      Lapor dokter apabila ditemukan kelainan pada saat observasi
7.      Ukur lingkar kepala kalau perlu
8.      Kolaborasi dalam pemeriksaan USG kepala

H.    Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi infeksi b/d imaturitas fungsi imunologik
Tujuan : Bayi tidak terinfeksi
Kriteria :
Ø  Suhu 36,5 0C -37,2 0C
Ø  Darah rutin normal
Rencana Tindakan :
1.      Hindari bayi dari orang-orang yang terinfeksi kalau perlu rawat dalam inkubator
2.      Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
3.      Lakukan tehnik aseptik dan antiseptik bila melakukan prosedur invasif
4.      Lakukan perawatan tali pusat
5.      Observasi tanda-tanda vital
6.      Kolaborasi pemeriksaan darah rutin
7.      Kolaborasi pemberian antibiotika

I.       Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi gangguan integritas kulit b/d imaturitas struktur kulit
Tujuan : Integritas kulit baik
Kriteria :
Ø  Tidak ada rash
Ø  Tidak ada iritasi
Ø  Tidak phlebitis
Rencana Tindakan :
1.      Kaji kulit bayi dari tanda-tanda kemerahan, iritasi, rash, lesi dan lecet pada daerah yang tertekan
2.      Gunakan plester non alergi dan seminimal mungkin
3.      Ubah posisi bayi dan pemasangan elektrode atau sensor

J.       Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi-sensori : penglihatan, pendengaran, penciuman, taktil b/d stimulus yang kurang atau berlebihan dari lingkungan perawatan intensif
Tujuan : Persepsi dan sensori baik
Kriteria :
Ø  Bayi berespon terhadap stimulus
Rencana Tindakan :
1.      Membelai bayi sebelum malakukan tindakan
2.      Mengajak bayi berbicara atau merangsang pendengaran bayi dengan memutarkan lagu-lagu yang lembut
3.      Memberikan rangsang cahaya pada mata
4.      Kurangi suara monitor jika memungkinkan
5.      Lakukan stimulas untuk refleks menghisap dan menelan dengan memasang dot



K.    Diagnosa Keperawatan : Koping keluarga tidak efektif b/d kondisi kritis pada bayinya, perawatan yang lama dan takut untuk merawat bayinya setelah pulang dari RS
Tujuan : Koping keluarga efektif
Kriteria :
Ø  Ortu kooperatif dg perawatan bayinya.
Ø  Pengetahuan ortu bertambah
Ø  Orang tua dapat merawat bayi di rumah
Rencana Tindakan :
1.      Memberikan kesempatan pada ortu berkonsultasi dengan dokter
2.      Rujuk ke ahli psikologi jika perlu
3.      Berikan pendidikan kesehatan  cara perawatan bayi BBLR di rumah termasuk pijat bayi, metode kanguru, cara memandikan
4.      Lakukan home visit jika bayi pulang dari RS untuk menilai kemampuan orang tua merawat bayinya














DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar